0

i love this game (3)

Label:

Aku sadar bahwa mempelajari basket pada semester tengah di SMA sudah termasuk terlambat. Saat teman-teman yang lain sudah dipusingkan dengan lay up kiri, aku masih dipusingkan dengan pengaturan langkah lay up kanan. Dan saat mereka dibuat kelabakan dengan variasi titik tembakan, aku masih mempelajari pose menembak yang benar. Berbagai turnamen harus kulewatkan karena dengan kemampuan yang ada aku belum layak menjadi tim inti dan kondisi ini membuatku sedikit frustasi. Untuk apa aku bermain basket?
Bukan jawaban yang mudah untuk ditemukan. Awal ketertarikanku mempelajari olahraga ini adalah karena keindahan alami yang dimilikinya. Namun apakah hal tersebut masih bisa membuatku bertahan? Saat itu aku benar-benar berada pada satu pertanyaan yang dilematis: apa yang akan kulakukan kelak dengan basket? APAKAH INI BERMANFAAT? MENGAPA BUKAN YANG LAINNYA?
Sungguh itu adalah titik jenuh yang paling tinggi. Selama ini memang banyak teman-temanku yang menyerah di tengah jalan karena harapan mereka untuk tampil keren dengan basket harus dibayar mahal dengan latihan sangat keras dan menjemukan. Mereka tak mampu membayarnya. Tapi itu bukan tujuanku! Akhirnya kumemutuskan untuk beristirahat dari bola basket. Entah sampai kapan. Saat itu saya sudah memasuki semester 5 (kelas 3 SMA semester pertama).
Tanpa bola basket, aku memiliki banyak waktu luang. Kuperbanyak kesempatan untuk mengunjungi adik-adik di ekskul paskibra, belajar, dan lainnya. Pertemuan tak terduga dengan basket kembali terjadi saat aku berselancar di dunia maya. Iseng-iseng saja, kumasukkan kata
basketball training sebagai kata kunci di search engine. Dan aku terkesima (harusnya biasa saja sih -_-") karena begitu banyak pola latihan dasar yang ditunjukkan oleh puluhan website. Ada cara melatih dribel, membentuk pose menembak yang benar, hingga melatih mental tanding yang tangguh. Ketakjubanku sampai pada puncaknya saat saya kubuka situs latihan dasar yang dilengkapi sebuah flash video contoh gerakan. Kira-kira ada lima puluh gerakan latihan dasar. DAN ITU DIPERAGAKAN SEORANG GADIS KECIL! Timbullah pemikiran, "dia bisa, masa aku gak bisa?".
Sorenya, kucoba beberapa gerakan dasar, seperti
tapping (memantul-mantulkan bola dengan kedua telapak tangan), around the world (membuat gerakan melingkar di antara pinggang dengan bola), figure eight (membuat pola angka delapan dengn dribel rendah di atara kedua kaki), dan lain sebagainya. Ya Tuhan, ini sangat membosankan, tapi menantang! Entah dari mana datangya energi saat itu. Aku tidak puas kalau belum bisa melakukannya.
Setelah satu minggu aku bosan dengan latihan itu. Mungkin sudah saatnya turun ke lapangan dan melihat hasilnya. Di suatu siang kubawa bola basket ke lapangan, saat klub tidak ada latihan (aku sudah bolos cukup lama. Jadi sedikit malu bila bertemu mereka). Kucoba gerakan-gerakan dasar seperti
lay up kedua sisi. Shooting di berbagai titik. Kulakukan variasi dribel seolah-olah aku adalah king of ball handler. Semua titik lapangan sudah kujelajah dengan aneka gerakan. Keringat bercucuran, panas menyengat kulit dan aku masih bertahan di lapangan. Aku sperti menemukan dunia baru, terpisah waktu dengan dunia nyata. Aku tidak ingin berpisah dngan lapangan. Di situ hanya ada aku dan bola basket.
Astaga, aku jatuh cinta dengan olahraga ini...

0 komentar:

Posting Komentar